Peserta sedang mengikuti jalannya acara bedah buku Luka-Luka Linimasa pada Selasa (20/08/2024) (Foto: Fadillah Indiyuni A/lpmmayantara.com) |
MAYANTARA - Bertempat di perpustakaan Masjid Sheikh Zayed, Surakarta, acara bedah buku "Luka-luka Linimasa" sukses terlaksana pada Selasa, 20 Agustus 2024.
"Luka-luka Linimasa" merupakan judul buku karya Kalis Mardiasih yang mengangkat tema Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO). KBGO merupakan bentuk kejahatan modern yang muncul seiring berkembangnya teknologi internet.
Bentuk kekerasan ini paling banyak terjadi dalam bentuk NCII (Non-Consensual Intimate Image) atau penyebaran konten intim non-konsensual dan pelecehan seksual.
Dalam hal ini yang rentan menjadi korban adalah perempuan dan anak-anak. KBGO memiliki dampak serius terhadap korban karena dapat menimbulkan trauma di masa mendatang apabila tidak ditangani dengan benar.
Sering kali, jejak digital korban yang beredar tidak dapat dikendalikan dan memberikan efek samping berupa ketakutan pada korban.
Selain itu, KBGO berkontribusi terhadap prasangka dan stigma negatif yang beredar di masyarakat terhadap korban, khususnya perempuan. Respon masyarakat memiliki dampak besar terhadap kelanggengan ketidaksetaraan gender di dunia nyata.
Dalam kasus kejahatan KBGO yang sering luput dari perhatian adalah trauma yang dialami korban. Sementara fokus lebih banyak diberikan pada pelaku, seperti proses penanganan pelaku dan hukuman pelaku.
“Sampai saat ini, Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) masih belum mampu memberikan perlindungan yang memadai bagi korban. Selain itu, banyak korban dari kekerasan seksual enggan melapor karena prosesnya terlalu rumit dan traumatis. Hal ini, menunjukkan bahwa UU TPKS dan prosedur pelaporan yang ada saat ini belum cukup ramah korban,” ujar Kalis Mardiasih.
Dengan hadirnya buku "Luka-luka Linimasa" diharapkan dapat memberikan jawaban terkait KBGO.
Melalui buku tersebut, Kalis Mardiasih berharap Kekerasan Berbasis Gender Online dapat ditekan dan menjadi solusi di masyarakat.***