LPM Mayantara

LPM Mayantara

Membangun Minat Baca Buku bagi Mahasiswa di Tengah Rendahnya Tingkat Literasi Indonesia

Ilustrasi. (Foto: pixabay.com)


Penulis : Krendy La Abdillah

MAYANTARA- Tanggung jawab dalam menuntut ilmu menjadi kewajiban setiap orang di bumi ini. Terutama untuk mahasiswa, tentu memiliki kewajiban tugas dan tanggung jawab dalam menuntut ilmu.  

Mahasiswa harus dapat memiliki gagasan yang berdasarkan critical thinking dan memiliki kredibilitas tinggi. Untuk mencapai hal tersebut, tingkat literasi di lingkungan kampus harus menjadi aspek utama.  

Dewasa ini, sebagian besar mahasiswa kurang memiliki minat dalam membangun kebiasaan membaca buku. Kurangnya kesadaran mahasiswa mengenai pentingnya budaya membaca buku menjadi faktor utama rendahnya tingkat literasi di kalangan masyarakat. 

Sejumlah mahasiswa bahkan berpandangan bahwa membaca memerlukan waktu yang lama dan terkesan membosankan. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak sadar akan pentingnya literasi. Maka dari itu, kesadaran literasi harus ditanamkan melalui kesadaran individu. 

Kata Data Tingkat Literasi Indonesia

Data menunjukkan, Indonesia menempati ranking ke-62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi. Hal tersebut menempatkan Indonesia sebagai 10 negara terbawah yang memiliki literasi rendah. Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2019. 

“Tingkat literasi Indonesia pada penelitian di 70 negara itu berada di nomor 62,” ujar Staf Ahli Mendagri, Suhajar Diantoro pada Rapat Koordinasi Nasional bidang Perpustakaan tahun 2021 lalu.  

Ada beberapa cara untuk meningkatkan budaya literasi di lingkungan kampus, salah satunya menciptakan lingkungan yang ramah buku. Faktor lingkungan sangat mempengaruhi individu dalam menciptakan minat baca di kalangan mahasiswa. Ada baiknya pihak kampus memiliki solusi yang kreatif untuk menjadikan budaya literasi menjadi terwujud ke depannya. 

Selain di ruang lingkup mahasiswa, stakeholder lain seperti pemerintah dan perguruan tinggi terkait bisa menciptakan sistem serta ikut dalam berkontribusi menekan rendahnya budaya literasi di lingkungan kampus.  

Tentu saja hal ini sangat penting, terutama untuk mengembangkan berpikir kreatif, kritis, dan mendalam yang tidak dipungkiri harus mempunyai sudut pandang yang bervariasi dan jelas. Hal tersebut harus segera ditangani karena menjadi faktor penting dalam kelancaran mahasiswa menempuh perkuliahan di lingkungan kampus. 

Melihat data mengenai rendahnya tingkat literasi di Indonesia, kita diingatkan akan pentingnya upaya bersama untuk meningkatkan budaya literasi, terutama di kalangan mahasiswa. 

Ini adalah tantangan yang harus dihadapi bersama, dan solusinya dapat dimulai dari individu, institusi pendidikan, dan pemerintah. Semoga dengan upaya kolektif, kita dapat meningkatkan literasi di Indonesia dan membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah.***




Editor : I.K Nino Sativara