Seminar Teknologi di Tangan Milenial Universitas Terbuka Surakarta pada Selasa (19/9) bertempat di Gedung Graha Saba Buana, Banjarsari, Surakarta.
(Foto: Vivi Ariani Putri/lpmmayantara.com).
Penulis : Vivi Ariani Putri
MAYANTARA- Universitas Terbuka Surakarta menyelenggarakan seminar bertajuk "Teknologi di Tangan Milenial" pada Selasa (19/9) bertempat di Gedung Graha Saba Buana, Banjarsari, Surakarta.
Acara yang dilaksanakan dalam rangka Wisuda Universitas Terbuka Tahun 2023 ini dibuka oleh Direktur Utama UPBJJ UT Surakarta, Yulia Budiwati.
Dalam sambutannya, ia menyebut bahwa perkembangan teknologi menuntut adanya perubahan.
"Karena kita adalah agent of change, maka kita harus membuat suatu perubahan dengan adanya perkembangan teknologi di masyarakat," ujarnya.
Yulia juga menegaskan bahwa perubahan teknologi perlu untuk disikapi dengan bijak agar tidak disalahgunakan.
"Perubahan teknologi itu kalau dipegang oleh orang yang kurang baik atau dalam tanda kutip jahat, maka akan mungkin menghancurkan dunia," tambah dia.
Dalam kegiatan tersebut, terdapat dua pemateri yang menjadi narasumber utama yakni Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Sukoharjo, Suyamto dan Dekan FHISIP Universitas Terbuka, Muhammad Husni Arifin.
Pada sesi pertama, Dekan FHISIP UT, Muhammad Husni Arifin menjelaskan bahwa saat ini jumlah generasi milenial dan generasi Z cenderung mendominasi di Indonesia.
"Generasi milenial dan generasi Z memiliki intensitas paparan terhadap teknologi yang lebih sering daripada generasi sebelumnya," ungkap Husni.
Ia menuturkan bahwa generasi milenial telah terpapar teknologi sebanyak 88,4 persen dengan waktu penggunaan sekitar 4 hingga 6 jam per hari.
Sedangkan generasi Z memiliki persentase 94 persen dengan waktu penggunaan lebih dari 7 jam per hari.
"Ini tantangan, khususnya bagi orangtua. Temen-temen juga harus tahu dampak dari penggunaan teknologi yang berlebihan," terang eks Direktur UPBJJ UT Gorontalo itu.
Husni juga menyebut bahwa saat ini sudah terjadi perubahan perilaku di masyarakat dikarenakan perkembangan teknologi.
"Kalau kita lihat, kebutuhan primer kita sudah berubah. Kalau sebelumnya sandang, pangan, papan sekarang ditambah satu lagi gadget. Saya yakin pasti teman-teman kalau ketinggalan handphone, pasti balik lagi bukan? Itu artinya teknologi sudah menjadi kebutuhan dasar bagi manusia," ujarnya.
Selain itu, pada generasi milenial dan generasi Z terjadi pergeseran minat profesi yang umumnya bersinggungan langsung dengan perkembangan teknologi.
Husni membandingkan pada era generasinya yang cenderung memilih pekerjaan seperti ASN maupun pegawai, sedangkan saat ini anak muda mengalami perubahan minat dengan memilih menjadi pekerja kreatif di sektor teknologi.
Ia mengungkapkan bahwa literasi digital sangat diperlukan dengan adanya perkembangan teknologi yang terjadi dewasa ini.
Pada sesi kedua, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Sukoharjo, Suyamto menyinggung terkait jumlah pengguna internet di Indonesia yang cukup besar.
"Saat ini Indonesia menduduki peringkat kedua dengan pengguna internet tertinggi di dunia," ujarnya.
Suyamto juga mengungkapkan bahwa 98 persen pengguna internet di Indonesia menggunakan gawai melalui ponsel mereka.
"98 persennya itu menggunakan smartphone bapak ibu sekalian. Artinya, tidak banyak lagi yang mengakses internet dari PC (personal computer)," ungkap dia.
Ia tak menampik bahwa waktu penggunaan gawai oleh pengguna internet di Indonesia terbilang cukup lama.
"Sekarang rata-rata waktu penggunaan sudah mencapai 7 jam 42 menit, atau hampir 8 jam per hari," jelas ASN itu. ***
Editor : I.K Nino Sativara