LPM Mayantara

LPM Mayantara

PUISI - Sajak Paceklik Bumi

Ilustrasi. (Foto: pexels.com)


Penulis: I.K Nino Sativara 

Senja tak lagi jingga
Pagi tak lagi segar
Jalak diam tak berbunyi
Klakson bersiul silih berganti

Bumi sudah hancur dirusak pelaku
Sam
udera biru menyerbu menutup tanah
Giri berkerudung hitam atas mustakanya
Wana bernafas tersengal
Surya keterlaluan tak henti memanaskan

Kontestasi politik bak petarung jalanan
Bermain nafsu rakyat ditipu
Senandung bohong mendayu dengan tempo keras
Publik usang dibakar provokasi terang-terangan

Benih-benih mudanya asyik dalam bodoh
Seperti berpendidikan tapi cuman tulisan
Penuh teori dengan metodologi  rumit
Sepertinya hebat tapi hanya dibuat-buat
Terhujam atas maya
Diam telungkup gawai dimiringkan

Gaya hidup tak karuan
Atas semakin mendongak
Bawah semakin menghujam
Rusak sudah harapan

Konvensi hanyalah sekadar deklarasi
Ketika pikiran dibuang dalam benam emosi
Dan tangan bermain penuh percaya diri
Silat lidah telah dimaklumkan
Menyunting fakta sudah t
er-halal-kan

Sampai kapan lagu galau terus dimainkan?
Redupnya semangat hancur dirombak dunia luar
Sikapnya acuh namun komentarnya buat ricuh
Minta perhatian tapi susah memperhatikan

Angka dikejar-kejar sampai ujung dunia
Tapi karakter tak dianggap bak ngerinya neraka
Mereka yang nilainya besar lebih terpandang
Daripada mereka yang sikapnya perwira

Ingin berteriak atas nama keadilan
Mereka salahkan sebuah sistem rawan
Tanpa tahu bahwa hatinya pun tak adil pada dirinya

Yang digugu dan ditiru pun tak tahu malu
Niatnya membantu tapi justru bikin saru
Mengawas tapi diawasi
Seakan mencuri jawaban adalah kesahihan yang benar adanya
Tapi mereka juga korban kawanku
Tegurannya kau anggap cacian
Ketegasannya kau anggap kekerasan
Mereka juga manusia
Kesabaran juga ada batasnya

Selemah inikah angkatanku?
Genaplah kecewa ku
Marah tak selesai, emosi bukan solusi

Siapakah yang salah kawan?
Tak ada waktu memikirkan itu
Saatnya berubah kau ketuk pintu hatimu
Program revolusi akan percuma
Bila subjeknya tak punya peka

Apa lagi?
Ventilasi bukan jalan udara lagi
Kalian isi tulisan contekan yang rapi
Pintu-pintu kalian awasi
Gerak-gerik guru kalian anggap ancaman sendiri
Hei! Ini ujian bukan peperangan!

Apa yang kalian takutkan wahai hamba Tuhan?
Apakah hanya dengan nilai yang rendah kalian takut?
Selemah inikah pola pikir kalian?
Lalu, bagaimana kalau karakter kalian yang hilang?
Hanya karena nilai kalian korbankan karakter bangsa?

Menjadi pintar bukan kewajiban
Tapi menjadi pribadi yang baik adalah suatu keharusan
Pendidikan dibuat bukan untuk mencari nilai tertinggi
Pendidikan dibuat untuk membentuk karakter jati diri
Inilah sajak paceklik bumi.