Ilustrasi. (Foto: pinterest.com)
Penulis: I.K Nino Sativara
Siapa hendak peduli ketika mereka hidup?
Di saat setiap ujung gancu mengait sampah
Di situ pula tersambung nyawa manusia
Mereka yang teracuhkan dunia
Berjalan tak menghitung langkah
Tidur tak mengenal ranjang
Siapa yang tahu mereka hancur?
Kala temaram tiba risau mendung di kepala
Berteduh pada ketidakpastian
Hanya harap bersama senyum tipis mulut kumuh
Tertawa dianggap gila, menangis tiada makna
Kenapa mereka ada?
Apakah untuk mengeraskan suram wajah acuhmu
Atau diam terbelalak menanti langkah datang kepada hati
Atau mungkin uluran tangan sembari getirnya dunia maya menangkap potret drama?
Apabila Ia adalah sang terang, mengapa tidak tiba ke semua hamba?
Maaf bila sedikit lancang, namun beginikah aturan mainnya?
Mereka yang jatuh tanpa ada bangkit
Dipaksa menahan rasa sakit
Setiap wajah berpaling bertangan pelit
Tiada tahu bagaimana benakmu berkelit
Kuharap dikau kuat dan tak berbeban sulit
Kaos lusuhmu bak seragam dinas lapangan
Sandal berkait rafiamu bagai lars berderap
Seteguk air dan pisang sore kemarin sarapan terbaikmu
Caping setengah terurai, helm tempur terbaik menahan terik
Bersiap lagi mengikat simpul menyambung nafas
Nampaknya pena dan tinta tak cukup mengungkap
Sepertinya ini hanya tersungkur pada tangisan lagi
Pada senyum dan tawa yang di bekap
Oleh kesima janji-janji